Merawat Pasien Flu Singapura di Rumah: Tips dari IDAI

Bano polis – Flu Singapura, atau Hand Foot and Mouth Disease (HFMD), belakangan ini mengalami peningkatan kasus di Indonesia. Selama triwulan pertama 2024, Kementerian Kesehatan mencatat 6.500 kasus. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan beberapa tips bagi orang tua atau pengasuh untuk merawat anak yang terjangkit HFMD di rumah agar tidak menular ke anggota keluarga lainnya.

Peningkatan Kasus Flu Singapura di Indonesia

Menurut Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo Sp.A(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, langkah pertama adalah mengisolasi pasien dari anggota keluarga lain. Ini penting karena HFMD dapat menular melalui kontak langsung dan tidak langsung. Orang tua disarankan untuk memisahkan barang-barang yang digunakan pasien, seperti tempat makan dan minum, untuk menghindari penularan.

Jika di rumah terdapat lebih dari satu anak, sebaiknya pisahkan mereka agar tidak saling bertemu hingga pasien sembuh. Selain itu, perhatian pada pola makan dan asupan gizi pasien juga sangat penting. Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dari karbohidrat, protein, lemak, serat, mineral, dan vitamin untuk mendukung sistem imun melawan virus penyebab HFMD.

Baca Juga : Astra Honda Motor dan Astra Motor Yogyakarta Berkomitmen Terhadap Pendidikan

Memisahkan Anak untuk Mencegah Penularan

Jika telah berkonsultasi dengan tenaga medis dan anak diberikan obat, pastikan obat tersebut diminum secara teratur. Misalnya, jika anak mengalami demam dan diberi parasetamol, obat tersebut perlu diminum sambil diimbangi dengan istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Mandi juga dianjurkan untuk menjaga kesehatan kulit pasien, mengingat HFMD menyerang kulit dan mulut. Mandi dengan antiseptik dianjurkan agar kulit tetap bersih dan terhindar dari infeksi lebih lanjut.

Selain cara perawatan, orang tua juga harus waspada terhadap gejala yang memerlukan perhatian medis segera. Gejala yang perlu diperhatikan antara lain demam tinggi di atas 38,5 derajat Celsius, anak menolak makan akibat lesi di mulut, dan penurunan kesadaran yang disertai demam yang konstan. Jika anak menunjukkan penurunan kesadaran, segera bawa ke fasilitas kesehatan, karena ini dapat menjadi tanda komplikasi serius seperti radang otak atau meningitis.

HFMD disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71 (EV71) dan dapat menyerang siapa saja, namun anak-anak usia 0-5 tahun lebih rentan. Gejala khas HFMD termasuk lesi vesikel di telapak tangan, kaki, dan mulut, disertai nyeri tenggorokan, demam, dan kehilangan selera makan.

Dengan perawatan yang tepat, pasien HFMD dapat sembuh di rumah. Namun, tanpa penanganan yang baik, HFMD dapat berpotensi menjadi penyakit serius yang mengancam nyawa.

Simak Juga : Cologne Cathedral: Sejarah dan Keindahan Katedral Terbesar Ketiga di Dunia