Bano polis – Film orisinal Netflix Indonesia terbaru, The Shadow Strays, berhasil masuk dalam daftar global film non-Inggris terpopuler di Netflix Top 10 hanya enam hari setelah tayang pada 17 Oktober 2024. Disutradarai oleh Timo Tjahjanto, film ini menarik perhatian di 85 negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Spanyol, dan Jepang.
The Shadow Strays Masuk Top 10 Netflix di 85 Negara
Dalam The Shadow Strays, Timo Tjahjanto juga berperan sebagai penulis naskah. Film ini mengisahkan tentang karakter utama bernama 13, yang memiliki trauma gelap dari masa kecilnya. Meskipun ia berjuang untuk mengatasi masa lalu, 13 merasakan kebutuhan untuk mencintai seseorang. Pertemuan dengan Monji, seorang bocah laki-laki, mengubah hidupnya. Karakter lain, Umbra, adalah mentor 13 yang juga menyimpan perasaan mendalam untuk seseorang yang ia sayangi.
Film ini menjadi proyek paling ambisius Timo bersama Netflix, setelah sebelumnya berkolaborasi dengan Iko Uwais dan Joe Taslim dalam film The Night Comes for Us (2018) dan The Big 4 (2022), yang dibintangi oleh Abimana Aryasatya dan Putri Marino.
Salah satu daya tarik utama The Shadow Strays adalah kedalaman karakter dan perjalanan emosional yang rumit. Aurora Ribero dan Hana Malasan dipilih sebagai pemeran utama meskipun belum berpengalaman di film laga. Aurora menggambarkan karakter 13 sebagai sosok yang kuat namun menyimpan kelembutan di dalam hati. Ia mengalami krisis eksistensial dalam pencarian tujuan hidupnya.
Baca Juga : Cara Mengatasi Kode Verifikasi WhatsApp yang Tidak Terkirim
Hana Malasan menjelaskan hubungan antara 13 dan Umbra sebagai kompleks; Umbra mengajarkan 13 untuk menjadi pembunuh berdarah dingin, sementara 13 mendambakan cinta dan pengakuan dari Umbra. Karakter Prasetyo, yang diperankan oleh Adipati Dolken, juga memiliki kedalaman emosional yang signifikan, melindungi teman-temannya yang dianggap sebagai keluarga.
Aksi dan Koreografi yang Menakjubkan
Film ini menyajikan beragam aksi mulai dari kejar-kejaran mobil, baku tembak, hingga perkelahian di klub malam. Koreografer stunt Muhammad Irfan dan Trisna Irawan memadukan berbagai gaya beladiri, termasuk silat dan kickboxing, untuk menciptakan koreografi yang menarik. Para pemeran yang berpengalaman dalam beladiri diberi kebebasan untuk menambahkan gaya mereka sendiri.
Adegan yang paling menantang adalah syuting di gudang yang berlangsung selama 12 malam, menampilkan aksi dramatis seperti kejar-kejaran mobil dan pertarungan tangan kosong. Timo menyebut pengalaman ini sebagai yang paling sulit karena kondisi tempat yang penuh nyamuk dan debu.
Dengan keberhasilan The Shadow Strays, film ini tidak hanya menjadi tontonan yang menghibur, tetapi juga menyajikan kisah yang kaya dengan emosi dan kompleksitas karakter, membuatnya layak untuk ditonton.
Simak Juga : Dinkes Jakarta Program Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti